Thursday 22 April 2010
0
Samudra Pasai – Putra Gara
Dengan suara yang masih menahan amarah, Malikuddhahir II kembali berkata, “Katakan kepada Gajah Mada, Malikuddhahir II tidak mau menerima surat perintahnya. Tanah Jawa tidak akan pernah bias menundukkan Samudera Pasai!” Mereka adalah tiga generasi, berjuang untuk negeri yang sama, dengan kisah berbeda. Malikussaleh, sang pendiri yang penuh charisma, yang pergi ketika semua rakyat sampai pada puncak cinta terhadap sang raja. Malikuddhahir, terperangkap dalam bara dendam musuh lama, yang nyaris memicu perang saudara yang penuh darah. Malikuddhahir II, terjebak dalam cinta tak sampai, yang membawa pergi jauh dirinya untuk mengobati luka hatinya, namun kemudian kembali menjadi sosok yang gagah perwira.
Samudra Pasai, kerajaan Islam pertama yang ada di bumi Nusantara. Kerajaan yang makmur dan berdaulat, dengan raja yang adil dan bijaksana. Tapi semua itu berada di ujung tanduk. Samudera Pasai terancam hancur di tangan keserakahan Gajah Mada.
“Kisah yang sangat mengesankan, diangkat dari latar belakang sejarah yang belum pernah dituliskan.” –Teungku Ilyas A. Hamid, Bupati Aceh Utara
“Membaca novel ini seperti menyaksikan peristiwa berabad-abad silam. Keren.” –Sapto Yunus, jurnalis Koran Tempo
“Harus baca novel yang satu ini, bukan hanya data yang didapat, tetapi jiga filosofi-filosofi dan makna-makna tersirat.That’s what I love about legend.” –Zara Zettira Zr., penulis
“Novel ini begitu samar antara fiksi atau memang fakta sejarah. Tapi sangat luar biasa.” –Zesopol Caminha, Jurnalis Amerika
“Selain menyuguhkan data sejarah dalam novelnya, Gara juga mengedepankan unsure dramatis, heroic, dan percintaan.” –Harian Nirmala Pos , Tegal
“Novel Samudera Pasai, realita dalam dunia fiksi.” –Harian Aceh Independen
Samudra Pasai
Cinta dan Pengkhianatan
Karya Putra Gara
Penerbit Hikmah
Cetakan I, Januari 2010
Tebal: 452+
Cinta dan Pengkhianatan
Karya Putra Gara
Penerbit Hikmah
Cetakan I, Januari 2010
Tebal: 452+
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Samudra Pasai – Putra Gara”
Post a Comment