Monday 23 February 2009
0
Puisi: Hadiah Terindah
–untuk kekasih yang tak pernah letih
inspired by mien ardiwinata
inspired by mien ardiwinata
Ibu adalah seribu doa
Denting gerimis di reranting kesepian
Dengarlah, musim mengirim hadiah terindah
pada setiap daun-daun berembun
Maka berbahagialah, tiadalah yang meragukan cinta
pada harum tangan-tangan lembut ibunda…
Denting gerimis di reranting kesepian
Dengarlah, musim mengirim hadiah terindah
pada setiap daun-daun berembun
Maka berbahagialah, tiadalah yang meragukan cinta
pada harum tangan-tangan lembut ibunda…
Ibu adalah seribu cinta
Kerling kata hati di sepasang mata kekasih
Lihatlah, langit menitip sepenuh keteduhan
setelah derai hujan mengurai harapan
Maka kenanglah, padanyalah bakti tertinggi dilimpahkan
sebagai kerelaan memuliakan ibunda
Kerling kata hati di sepasang mata kekasih
Lihatlah, langit menitip sepenuh keteduhan
setelah derai hujan mengurai harapan
Maka kenanglah, padanyalah bakti tertinggi dilimpahkan
sebagai kerelaan memuliakan ibunda
Ibu adalah seribu makna
Hening kasih sayang di lengang kesedihan
Hikmatilah, lembut restunya menelusup kabut hidup
Maka takzimlah, maka persembahkanlah
seluruh doa dan cinta terindah kita bagi ibunda…
Hening kasih sayang di lengang kesedihan
Hikmatilah, lembut restunya menelusup kabut hidup
Maka takzimlah, maka persembahkanlah
seluruh doa dan cinta terindah kita bagi ibunda…
Ciromed, Februari 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Puisi: Hadiah Terindah”
Post a Comment