Thursday 2 February 2006

0

Keluarga Belut

  • Thursday 2 February 2006
  • Unknown
  • Share
  • Hari ini aku tak setuju pada keputusan bapak membuat kolam kering itu menjadi kolam basah. Katanya, bapak berkeinginan memelihara “keluarga belut”.

    Bayangkan saja, kolam dengan ukuran kecil, berlumpur dan digenangi air, bukankah itu “rahim” bagi lahirnya penyakit? Nyamuk-nyamuk malaria, misalnya, atau pasukan sejenis.

    Bapakku memang penyayang (?) binatang. Dari mulai ayam, kelinci, bebek, kambing, merpati dan burung (sejauh ini, aku masih lega bapak tak memelihara ular, harimau ataupun binatang-binatang buas lainnya. Hm, tapi untuk ayam, kelinci, bebek dan kambing, ayah tak tepat disebut penyayang, toh beliau manjakan hewan-hewan tersebut dengan banyak makanan hanya karena butuh pertumbuhan yang cepat untuk sebuah rencana hebat tentang peyembelihan).

    Hari ini, belut menambah daftar peliharaan bapak. Bayangkan saja, pulang ke rumah seolah-olah aku tengah piknik di kebun binatang. Kedatanganku disambut hiruk-pikuk binatang, dari mulai kokok ayam, kicau burung, kepak merpati, gerutu bebek, vokal parau kambing jantan.

    Aku melihat mereka. “ Maaf, aku datang tak bawa oleh-oleh. Aku pulang ke rumah mau pinjam uang sama bapakku.” Gumamku. Aku yakin, binatang-binatang itu tak sampai kelaparan. Makanlah dari alam, tak mengandung formalin lho!

    Catatan Harian Kamis, 02 Februari 2006

    0 Responses to “Keluarga Belut”

    Post a Comment

    Subscribe