Wednesday 11 January 2006
0
Ziarah Teks
“Pengarang Telah Mati” bisik Barthes. Teks tiba-tiba jadi piatu. Sebuah hasrat mencapai makna objektif dari teks dan meta-bahasa menjadi hasrat yang berat sekaligus utopis: mayat pengarang digali dan disetubuhi–sebuah lelucon “nekrophilia” yang absurd. Disana, tanya hanya dijawab gaungnya sendiri, sebab teks tak bicara. Ia akan bicara ketika pembaca bicara. Ia akan menari ketika pembaca menari. Ini memang sebuah perayaan subjektivitas yang pedas.
Sang pengarang telah dimakamkan dan kita menziarahinya lewat teks. Seribu ruang dan waktu adalah seribu ziarah yang berulang-ulang. Namun, ziarah teks adalah berusaha menghimpun kenangan sang pengarang…
Catatan Hatian Tahun 2006
Sang pengarang telah dimakamkan dan kita menziarahinya lewat teks. Seribu ruang dan waktu adalah seribu ziarah yang berulang-ulang. Namun, ziarah teks adalah berusaha menghimpun kenangan sang pengarang…
Catatan Hatian Tahun 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Ziarah Teks”
Post a Comment