Wednesday 11 January 2006
0
Kita Haram Berpuasa!
Setiapkali kita menjumpai bulan Ramadhan
Setiapkali kita menjumpai ironi…
Kata Pak Ustad, substansi puasa adalah menahan diri dari nafsu-nafsu. Namun, paradoks seringkali muncul, disatu sisi kita menahan hawa nafsu makan dan minum, tetapi disisi lain mendewakan budaya konsumerisme.
Betapa tidak, alih-alih puasa di bulan Ramadhan bisa menurunkan tingkat konsumerisme umat, tetapi malah sebaliknya, pola hidup umat lebih konsumtif melebihi bulan lainnya: pengeluaran keuangan yang melonjak, mengkonsumsi makanan lezat, baju baru dan mengecat rumah–mengalokasikan anggaran yang berlipat ganda daripada bulan biasa. Bukankah ini fenomena yang ironi?
Fenomena Ramadhan yang penuh sakralitas, seolah-olah hangus digerus budaya materialistis-konsumtif dan hedonis. Demi menghormati dan merayakan bulan suci Ramadhan, masyarakat jadi boros dan menghambur-hamburkan anggarannya. Kecenderungan budaya masyarakat di bulan Ramadhan itu justeru mendistorsi ajaran agama itu sendiri. Padahal, banyak fakir-miskin yang terlantar juga ingin menikmati Ramadhan; padahal, masih banyak rakyat yang kelaparan dan anak terlantar yang tak pernah mencicipi kebahagiaan, tetapi sirna oleh pola hidup serakah dan poya-poya sebagian masyarakat; kelak dapat lahir kesenjangan sosial dalam masyarakat.
Walhasil, jika puasa kita masih tetap sekedar individu-vertikal, tetapi hirau dan tak pernah ikhlas berkunjung ke ranah sosial-horizontal, maka kita haram berpuasa!
Catatan Harian Tahun 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Kita Haram Berpuasa!”
Post a Comment