Monday 11 March 2002
0
Buku ini didasarkan pada asumsi bahwa kita memerlukan teori-teori sastra dalam usaha menginterpretasikan teks sastra dan menerangkan sastra sebagai cara khas dalam berkomunikasi. Studi ilmiah mengenai sastra tidak dapat dimengerti tanpa dasar teori-teori sastra tertentu. Sebelum kita meninjau teori-teori sastra yang pokok dan mutakhir, perlulah mengidentifikasikan dan menolak kecenderungan-kecenderungan tertentu yang tidak sesuai dengan studi sistematik tentang teori sastra.
Perkembangan teori sastra mutakhir merupakan hasil studi para ahli selama beberapa generasi. Reaksi masa kini terhadap gagasan-gagasan masa lampau dapat dijelaskan dengan melakukan penelitian terhadap gagasan-gagasan tersebut.
Theories of Literature in the Twentieth Century
By D.W. Fokkema & Elrud Kunne-Ibsch
Teori Sastra Abad Kedua Puluh
Penerjemah: J. Praptadiharja & Kepler Silaban
Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 1998
312 Halaman
Teori Sastra: Abad Kedua Puluh
Buku ini didasarkan pada asumsi bahwa kita memerlukan teori-teori sastra dalam usaha menginterpretasikan teks sastra dan menerangkan sastra sebagai cara khas dalam berkomunikasi. Studi ilmiah mengenai sastra tidak dapat dimengerti tanpa dasar teori-teori sastra tertentu. Sebelum kita meninjau teori-teori sastra yang pokok dan mutakhir, perlulah mengidentifikasikan dan menolak kecenderungan-kecenderungan tertentu yang tidak sesuai dengan studi sistematik tentang teori sastra.
Perkembangan teori sastra mutakhir merupakan hasil studi para ahli selama beberapa generasi. Reaksi masa kini terhadap gagasan-gagasan masa lampau dapat dijelaskan dengan melakukan penelitian terhadap gagasan-gagasan tersebut.
Theories of Literature in the Twentieth Century
By D.W. Fokkema & Elrud Kunne-Ibsch
Teori Sastra Abad Kedua Puluh
Penerjemah: J. Praptadiharja & Kepler Silaban
Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 1998
312 Halaman
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Teori Sastra: Abad Kedua Puluh”
Post a Comment