Friday 8 May 2015

0

Ketika Anak Pengen Pipis

  • Friday 8 May 2015
  • Unknown
  • Share

  • cucuSemua orang tua di jagat raya ini tentu akan bangga dan senang jika punya anak 2 tahunan yang sudah pandai bernyanyi, sudah pintar panggil ayah-ibu mama-papa, berhitung dari 1-5, sudah bisa sedikit-sedikit makan sendiri dan sudah bisa tidur sendiri lebih awal di malam jumat. Apa-apa sudah bisa bilang, tidak lagi hanya menggunakan bahasa nonverbal dan tangisan. Berbeda kalau belum bisa ngomong, merasa sakit atau punya keinginan atau lagi kesal atau ngantuk, bahasanya pasti menangis, cakar, jungkir-balik, pukul, nendang dsb. Histeris tidak jelas, orang tua jadi serba salah apa maunya anak.
    Memang, kondisi tersebut masih saja terjadi meski anak sudah bisa ngomong. Paling tidak, si anak sudah bisa ngomong, orang tua sudah mendengar dan paham apa yang diinginkan anak. Orang tua jadi tahu—meski si anak sambil menangis—bahwa si buah hati pengen makan, pengen tidur, pengen minum, pengen pipis, dsb. Maka, membiasakan anak bicara banyak hal akan sangat memudahkan dan menyenangkan!
    Misalnya pengen pipis, jika sudah terbiasa ngomong dan dibiasakan pergi ke toilet, tentu tidak boros celana/ diapers kan? Karena bagi bayi dan balita, pipis di celana penyebabnya sederhana: belum ngerti, belum bisa ngomong, belum dibiasakan di toilet. Berbeda dengan orang dewasa, sebab pipis di celana adalah pertama, ketakutan oleh sesuatu hal; kedua, kelamaan nahan pipis (termasuk sebelum tidur); ketiga, faktor usia; keempat, sebab penyakit dan terakhir, hobi.
    Masih banyak orang tua yang malas menasihati dan membiasakan anak pipis di toilet. Ketika anak ngomong pengen pipis, malah bilang “Sok aja kalau mau pipis mah di celana, kan kamu pake diapers!” Atau ada orang tua yang malas mengganti diapers sebelum anak tidur, “kagok ah, nanti aja pagi-pagi…” akibatnya tengah malam terbangun dan rewel karena iritasi atau gatal-gatal.
    Nasihat baik, ucap nenek, harus diikuti contoh dan keteladanan yang baik. Nasihat baik tapi contohnya tidak baik kan repot. Misalnya “Nak, kalau pengen pipis atau e’e bilang ya, bisakan ke toilet ya, jangan kayak bapak kamu!” Tentu saja, cara ngomong anak pun kalau mau pipis dan e’e, akan lebih baik jika tidak dibiarkan teriak-teriak, apalagi jika di rumah banyak tamu atau sedang berada di restoran. It’s doesn’t matter, tapi bagi sebagian orang tua mungkin bermasalah.
    Selain harus baik, nasihat itu harus tepat, begitu ucap nenek. Hm, saya jadi ingat anekdot kecil soal nasihat dan pipis anak. Yang sudah tahu, lewati 3 paragrap di bawah ini. Begini ceritanya:
    Ada sepasang suami istri, sebut saja Romeho dan Juleho. Mereka punya anak umur 2 tahunan lebih. Mereka senang si anak sudah bisa bilang kalau pengen pipis atau e’e. Tapi setiapkali bilang, si anak sering teriak-teriak, diulang-ulang. Ketika di rumah banyak tamu dan atau ketika mereka sedang makan di restoran, si anak sering bilang pengen pipis sambil teriak-teriak.
    Tentu saja, pasangan Romeho dan Juleho sering mengaku malu di depan banyak orang. Si anak belum mau sendiri ke toilet, selalu teriak-teriak. Saking kesalnya, sang ibu lalu menasihati anaknya. “Nak, kalau ada tamu atau di tempat ramai, kalau mau pipis, bilang aja pengen nyanyi. Paham?!” Nasihat pun berhasil. Setiapkali banyak tamu, setiapkali si anak pengen pipis, selalu bilang pengen nyanyi. Sang ibu senang. Seperti ketika beberapa hari kemudian datang keluarga kakek berkunjung ke rumah mereka, si anak teriak-teriak “Mama, pengen nyanyi! Pengen nyanyi!”
    Sang kakek mendengarnya, betapa ia gemas dan bahagia mendengar cucunya sudah begitu pandai. Sambil mencium dan memeluk cucunya, sang kakek bilang “Cucuku sudah bisa bernyanyi ya. Sini sayang, nyanyi di telinga kakek, jangan malu-malu.” Dan, ceeeer… si anak pun pipis mengarah ke telinga kakeknya.
    Barangkali benar saran nenek, bagi anak kecil, nasihat yang salah sama bahayanya dengan keteladanan yang buruk; satu nasihat dan keteladanan yang buruk bisa ditiru lebih buruk oleh anak. Lantas, jika orang tua kencing berdiri, maka anak kencing di telinga kakeknya. Siapa salah? ***
    Catatan kecil ketika koneksi internet lagi error!
    Bandung, 8 Mei 2015

    0 Responses to “Ketika Anak Pengen Pipis”

    Post a Comment

    Subscribe