Thursday 28 January 2010

0

Puisi: Puisi Cinta dan Mata Hati

  • Thursday 28 January 2010
  • Unknown
  • Share
  • Berjanjilah padaku, kau akan merindukanku seharum hujan dalam puisi
    Jarak kita, sayang, riak cinta membayang dalam doa dan kalam
    Masih aku dzikirkan rindu ini, lirih ketika jiwa hampir berdebu dan membatu
    Lihatlah kerling langit yang hening, derit kata melunta dalam cuaca
    Kita mengecil dalam rahasia, usia menggigil dalam bahasa
    Hidup adalah deru yang menyimpan seribu jalan menikung.
    Di sanalah, kau dan aku, bersahutan tanpa sentuhan dan perjumpaan
    Kita hanya hadir dalam gulir ingatan yang deras pada
    napas hujan dan hempas bayangan.
    Aku takut, keberanianku ditelan kabut semudah nyawa direnggut maut
    Jauh tertinggal, lenguh sesal tersengal seperti temali ajal di leher kekal
    Aku seperti telah kehilanganmu sebelum sempat menjumpaimu
    Telah muram mimpi dalam kasidah sepi ketika wajah tengadah
    menerjemahkan lelah dan kalah
    Terpejamlah, terpejam seperti mata malam yang sunyi
    Betapa mata hati memiliki berjuta pandang pada hakikat
    Kerinduan adalah rekah keindahan, cinta adalah kekuatan
    Maka Kita pun begitu dekat mempererat isyarat,
    Jiwa pun meringkas batas-batas cemas dan kesedihan.
    Nyanyimu mengkristalkan bunyi yang pejal dalam lengang sunyiku
    Aku bangkit dari langit yang sempit, mendekap suaramu dalam temaram
    “Harapan adalah nyanyian kehidupan,
    sentuhan tangan-tangan Tuhan dalam kesunyian…”
    Masih mengalir rindu ini, meski ringkih dalam tabir hati yang sendu dan sunyi
    Berjanjilah padaku, kau akan menemaniku sehalus jingga dalam senja
    Dan hati kita, sayang, serupa kata dan makna, tak henti mengurai arti dan pesan
    Betapa ingin aku datang padamu dan menikahi wajah hatimu
    Maka terpejamlah, terpejam seperti mata malam yang sunyi…
    EFM/CIMAHI, JANUARI 2010

    0 Responses to “Puisi: Puisi Cinta dan Mata Hati”

    Post a Comment

    Subscribe