Wednesday 13 August 2008

0

Fabel: Kisah Serigala di Negeri Kambing

  • Wednesday 13 August 2008
  • Unknown
  • Share
  • Alkisah, di sebuah negeri kambing di hutan Nusantara, pemilihan kepala daerah rencananya akan dilaksanakan. Tapi panitia penyelenggara yang baru tiga hari dibentuk masih cemas karena sampai hari ini baru ada sepasang calon yang berani mendaftar. Bisik-bisik pun mulai terdengar di banyak tempat.
    “Jadi pemimpin di negeri kambing memang susah. Tanggung jawabnya besar.”
    “Ya, jadi pemimpin itu jangan coba-coba, tak hanya modal berani. Harus punya kejujuran, niat baik, kerja keras, dan keahlian.”
    “Susahnya mengelola permasalahan…”
     “Harus siap menderita melayani rakyat…”
    Lantas siapa lagi yang berani mencalonkan diri? Nun jauh dari negeri kambing, ada empat ekor serigala mendengar kabar pemilihan kepala daerah itu.
    “Grrgh, aku punya aide! Ada pribahasa bangsa manusia bilang, serigala berbulu domba. Grrgh, kalian paham maksudku?
    “Umm, maksudmu menyamar jadi mereka?!”
    “Cerdas!”
    “Eh, maksudmu menyamar jadi manusia atau kambing?”
    “Ya kambing, tolol!”
    “Menyamar jadi kambing?!”
    “Ya iya lah, masa ya iya dong! Bayangkan saja, jika kita tinggal di sana, tiap hari kita bisa makan kambing diam-diam, tanpa harus letih lari-lari mengejar.”
    Hening sejenak. Mereka berpandangan, menyeringai.
    “Sepakat!!!” Keempat serigala itu bersorak.
    Mereka pun mulai mengatur siasat dan bekerja keras mati-matian berjuang menculik empat kambing menjelang subuh, mengambil bulu-bulunya dan berusaha merancang pakaian kambing. Berhari-hari mereka pelajari hal-ihwal perkambingan, sosio-kulturalnya, tingkah laku, kebiasaan, bahasa, politik, jenis-jenis rumput, olah vokal dan sebagainya. Mereka mulai menyamar. Setelah mereka rasa cukup, berangkatlah keempat serigala itu ke negeri kambing.
    –o0o–
    Sesampainya di negeri kambing, keempat serigala itu langsung bergiliran mengajukan diri jadi kandidat. Dengan memendam niat busuk, mereka mulai melakukan mobilisasi massa, mempengaruhi, pendekatan kebudayaan, sampai cuap-cuap obral janji penuh dusta. Berhari-hari mereka bahu-membahu mendekati rakyat kambing. Keempat serigala itu rela berpuasa tak makan daging, demi kepentingan politik.
    “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Kita menderita dulu tak makan daging, setelah terpilih nanti, kita makan mereka sepuasanya. Selamanya, bro.” Bisik seekor serigala pada kawannya.
    “Ya, jaga wibawa, tetap meyakinkan. Kabarnya ada tiga pasang kandidat. Sepasang calon kambing bodoh itu akan jadi lawan kita. Jangan sampai mereka terpilih. Pokonya, salah satu pasangan dari kita harus menang, untuk masa depan perut kita!”
    Grrgh…
    Keempat pasangan serigala itu kemudian mulai menyiapkan materi kampanye yang penuh janji menggiurkan untuk rakyat kambing, tentang kesejahteraan dan keadilan. Keesokan harinya, mereka memulai kampanye di hadapan ribuan rakyat kambing. Dengan suara yang meyakinkan, keempat serigala itu mulai mengobral janji.
    “Mbik, saudara-saudara sebangsa, jika kami terpilih nanti, kami janji akan bla…bla…”
    “Ehem, hidup rakyat! Percayalah, pilihlah kami, dalam waktu setahun kami janji akan bla…bla…”
    Begitulah, semua kandidat sudah menyampaikan kampanye politiknya. Rakyat kambing bersorak riuh. Mereka terpesona dengan janji-janji masa depan.
    –o0o—
              Keesokan harinya, pemilihan mulai dilakukan. Harap-harap cemas menunggu hasilnya. Seharian penghitungan suara dilakukan. Hasilnya, salah satu pasangan serigala yang menyamar akhirnya terpilih. Dalam hati mereka, keempat serigala itu bersuka-cita. Kemenangan salah satu pasangan dari mereka adalah jaminan bagi kebutuhan perut mereka di masa yang akan datang.
    Setelah mereka menjabat di negeri kambing, mereka mulai melaksanakan niat busuknya. Diam-diam satu-persatu mereka terkam kambing, hampir setiap hari. Mereka melakukannya dengan santai, tanpa dicurigai. Siasat yang berhasil. Penyamaran yang sempurna.
    Mereka juga menimbun daging kambing di suatu tempat di luar daerah. Setiap menjelang subuh, keempat serigala itu menyembunyikan daging sisa di semak-semak. Sampai suatu ketika, keempat serigala yang menyamar jadi kambing itu kepergok kawanan serigala yang lain. Ketika mereka tengah istirahat kekenyangan, keempat serigala yang lupa membuka pakaian kambingnya itu diterkam ramai-ramai.
    “Grrgh, tumben nih kambing-kambing masuk sarang kita! Wow, makan besar!” 
    Keempat serigala yang menyamar terkejut bukan main.
    “Oh, tidak! Kami adalah kawan kalian, kami serigala juga, kami sedang menyamar jadi kambing. Percayalah! Kami juga…”
    Grrrgh.. Srreet… Krekh..
    “Aaakh… Tolong! Percayalah! Kami juga serig…”
    Tapi apa daya menghadapi gerombolan kawan-kawannya yang sangat lapar. Keempat serigala yang berpakaian kambing itu akhirnya mati dicabik-cabik kawan-kawanya sendiri. Mereka hancur dimakan, habis dilahap. Begitulah, perbuatan jahat akan mendapat balasannya. Mereka yang menipu, pemimpin yang tak punya niat baik pada rakyat, dan malah menyengsarakannya, akan segera menemukan kehancurannya…
     
    Agustus 2008

    0 Responses to “Fabel: Kisah Serigala di Negeri Kambing”

    Post a Comment

    Subscribe