Thursday, 6 April 2006
0
Puisi: Batas Senja
Jika orang demikian bertahan mencari kebenaran
maka aku ingin tetap menerjemahkan batasmu
diantara senja yang telah pulang
tatapan yang tak mampu berlinang
dan usia ketabahan yang tak lagi terbuang
Jika setiap kerinduan akhirnya kian beranjak sepi
aku diam-diam menjadi keheningan
yang terus mengukur jarak,
menafsir semua rekah do`a yang gundah
dan menanamnya perlahan disepanjang
ladang bahasa hatimu yang lengang
—setiapkali lengang dan panjang
Jika hidup ini demikian singkat, Dik
ia kerapkali adalah hela yang paling sunyi
kelak ia serupa daun berguguran di ujung musim
dan seperti bathin, ia tumbuh disetiap harap
meski bersentuhan dan lepas
berjatuhan dan lepas
Mendekatlah, Dik
jika orang demikian bertahan mencari kebenaran
maka aku ingin tetap mencari batasmu
meski bersentuhan dan lepas
berjatuhan dan lepas…
Cipadung, 06 April 2006
maka aku ingin tetap menerjemahkan batasmu
diantara senja yang telah pulang
tatapan yang tak mampu berlinang
dan usia ketabahan yang tak lagi terbuang
Jika setiap kerinduan akhirnya kian beranjak sepi
aku diam-diam menjadi keheningan
yang terus mengukur jarak,
menafsir semua rekah do`a yang gundah
dan menanamnya perlahan disepanjang
ladang bahasa hatimu yang lengang
—setiapkali lengang dan panjang
Jika hidup ini demikian singkat, Dik
ia kerapkali adalah hela yang paling sunyi
kelak ia serupa daun berguguran di ujung musim
dan seperti bathin, ia tumbuh disetiap harap
meski bersentuhan dan lepas
berjatuhan dan lepas
Mendekatlah, Dik
jika orang demikian bertahan mencari kebenaran
maka aku ingin tetap mencari batasmu
meski bersentuhan dan lepas
berjatuhan dan lepas…
Cipadung, 06 April 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Puisi: Batas Senja”
Post a Comment