Saturday 11 February 2006
0
Membaca Catatan Tentangmu
Apa yang tersisa di lubuk waktu seseorang yang ingin berterus terang pada setiap hal? Gelap merayap senyap dan beribu kata melengkapi diam, juga menyayat malam. Aku seperti pecah. Aku gelisah…
Lelaki itu berjalan pelan ketika malam hadir dalam bahasa yang paling diam. Angin dingin, kesendirian yang dingin. Ia menghela napas, membaca catatan tentangmu. Ia terpejam, namun ada kenangan yang tersisa, dan ia bergumam: “Masih ada, diri saya…” Ia tersenyum, “bathinku, untukmu. Bathinku, untukmu.” Lalu malam kian larut, ia pergi…
Catatan Harian Sabtu, 11 Februari 2006
Lelaki itu berjalan pelan ketika malam hadir dalam bahasa yang paling diam. Angin dingin, kesendirian yang dingin. Ia menghela napas, membaca catatan tentangmu. Ia terpejam, namun ada kenangan yang tersisa, dan ia bergumam: “Masih ada, diri saya…” Ia tersenyum, “bathinku, untukmu. Bathinku, untukmu.” Lalu malam kian larut, ia pergi…
Catatan Harian Sabtu, 11 Februari 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Membaca Catatan Tentangmu”
Post a Comment