Saturday 16 January 2010

0

The 19th Wife: Istri ke-19

  • Saturday 16 January 2010
  • Unknown
  • Share

  • Seperih apa pun rasanya melihat suami yang ia cintai menikahi perempuan lain, Elizabeth berusaha berbesar hati. “Ini adalah kehendak-Nya.” tegasnya berulang-ulang. Tanpa menjalani pernikahan atau sebuah rumah tangga dengan banyak istri, penebusan dosa tak akan pernah ada. Seperti itulah yang ia dan pemeluk Mormon generasi pertama lainnya yakini. Wahyu Tuhan memang tak selalu mudah dilaksanakan, tetapi itulah jaminan mereka untuk dapat mendiami surga kelak. Namun, Ann Eliza, putri satu-satunya, tak pernah bisa menerima wahyu tersebut. Bahkan, statusnya sebagai istri ke-19 Brigham Young, Sang Nabi, tak lantas mengubah pandangannya itu. Eliza tahu betapa para istri tersebut sebetulnya tetap berkeinginan memiliki suaminya secara utuh. Ia juga ingat dahaga yang sangat akan kasih sayang sang ayah yang waktunya telah habis tersita untuk mengusrus lima istri dan anak-anak yang lain. Tekadnya kini bulat, ia harus membeberkan kondisi pahit yang dialami para perempuan dan anak-anak di komunitasnya kepada publik. Perjuangan beratnya pun dimulai dan taruhannya tidak hanya nyawa, tetapi kebutuhan keluarga dan juga keyakinannya.“Potret memukau tentang awal kemunculan dan berakhirnya poligami pemeluk Mormon.”
    –Newsday
    “Memuat karakter-karakter biasa dan pertanyaan hakiki mengenai keyakinan yang mengakar”
    –Washington Post
    “Menampilkan Poligami dalam detail kesehariannya.”
    –Independent
    “Penelusuran topik poligami selalu membuahkan begitu banyak cerita.”
    –Seattle Times
    “Sama seperti novel bagus lainnya, The 19th Wife mampu menghibur pembacanya.”
    –Los Angeles Times

    The 19th Wife: Istri ke-19

    Karya David Ebershoff (Peraih Rosenthal Foundation Award)
    Penerbit: Bentang
    Cetakan I, November 2009
    Tebal: x+592 halaman, 23,5 cm

    0 Responses to “The 19th Wife: Istri ke-19”

    Post a Comment

    Subscribe