Saturday 5 December 2009

0

Puisi: Doa Bulan Desember

  • Saturday 5 December 2009
  • Unknown
  • Share
  • Buat Mien Ardiwinata
    Harum shubuh seusai terpejam, Mam,
    menyisakan cintamu yang disimpan dengan
    kesabaran yang terbaik dari cawan kehidupan.
    Seperti rahimmu yang dulu demikian tabah menumbuhkan anak-anak
    yang kini mengirim takzim di setiap warna musim.
    Inilah yang tersisa, inilah yang berharga,
    mengolah hidup dan mensyukuri hari-hari
    dengan cinta yang merunduk di atas sajadah
    yang merawat aroma isyarat tentang
    harapan dan jiwa yang kuat.
    Inilah doa bagi Bunda, kelak mengekal tanpa jeda.
    Karena usia ini, seperti taman cinta dan cita-cita yang tak pernah sepi,
    menumbuhkan dzikir bunga-bunga pada warna langit
    yang tetap merahasia dalam kata-kata,
    menumbuhkan kesetiaan dan kasih sayang
    yang tak tak pernah hilang dalam hati seorang ibu.
    Cinta yang ditanam bertahun-tahun dengan air mata,
    ternyata tak pernah berakhir sia-sia.
    Ia menjadi doa, puisi, dan seribu pelukan para kekasih
    yang bisa menghapus kesedihan dan keletihan
    sepanjang senja ini. Maka tersenyumlah, Mam,
    seperti ranum doa pada kesunyian ibadah
    Dan berbahagialah seperti harum cinta
    dalam kerinduan yang tak pernah lelah
    Harum shubuh seusai terpejam, Mam,
    menerjemahkan cintamu yang tak pernah habis,
    seperti sentuhan garis-garis gerimis pada wajah bumi…
    Yang tak pernah henti,
    seperti sentuhan matahari pada wajah bumi…
    Ciromed, 05 September 2009 08:47
    Selamat ulang tahun, Mam, tetap sehat dan bahagia….

    0 Responses to “Puisi: Doa Bulan Desember”

    Post a Comment

    Subscribe