Tuesday 14 February 2006

0

Menjelang Depalan Maret

  • Tuesday 14 February 2006
  • Mifka Weblog
  • Share
  • Pertemuan dengan KPP malam ini ckup mengesankan. Aku dan kedua kawan perempuan mengunjung tempat mereka disebuah pinggiran kota yang padat. Sharing dimulai, dan kami cukup tertarik dengan diskusi selama dua jam setengah itu.

    Aku menemukan pelajaran penting dari pertemuan itu, bahwa ada keperluan mendesak bila bicara tentang perempuan dan pembebasan. Siapa perempuan Indonesia hari ini? Sudahkah mereka merdeka?

    Sebenarnya pertemuan kami malam itu untuk membahas agenda ke depan dan sekaligus rencana kegiatan untuk menyambut Hari Perempuan Internasional yang jatuh tanggal 8 Maret nanti.

    Tapi pelajaran yang lebih berharga dalam diskusi tersebut adalah pentingnya berjalan dengan “kaki”., tidak melulu dengan “kepala”. KPP, sebagai organisasi yang konsisten melakukan advokasi dan pembelaan perempuan di lapangan, memang lebih cepat dan peka ketimbang organisasi kami yang masih bermalas-malas di ranah teoritis. Strategi perjuangan mereka sebagai ikhtiar pembebasan perempuan telah menghadirkan prestasi yang telah dirasakan secara konkret oleh masyarakat. Anggota KPP, yang kebanyakan buruh, dengan serta merta “menampar” saya bahwa sudah saatnya bekerja bagi permasalahan perempuan hari ini, bukan melulu memperjuangkan apa yang kita piker benar untuk perempuan yang ternyata tak tahu menahu tentang “kesadaran yang seharusnya.”

    Hal tersebut menjadi permenungan mendasar bagi para aktivis perempuan kampus, termasuk organisasi kami. Betapa tidak, paradigma organisasi yang belum jelas menjadi kelemahan kronis bagi perjuangan di ranah lokalitas kampus. Dengan kata lain, minimnya strategi pembebasan di lapangan dan stagnasi komitmen ternyata akibat semacam “onani” kesadaran.

    Hal tadi menjadi kritik pedas yang dilontarkan KPP bagi kami menyangkut soal ketidakseimbangan teori dan praktek. Kritik tersebut begitu telak mencambuk mentalitas kami yang masih rendah untuk menerima resiko yang lebih tajam dalam memperjuangkan nasib perempuan.

    Pelecehan seksual, yang kami ajukan pada kesempatan itu menjadi perbincangan yang menarik. Tapi, selain belum jelasnya paradigma dan strategi, kami masih kelabakan menegaskan identitas kami di ruang kampus serta kurang intensnya sosialisasi isu-isu sentral sekaligus pemecahannya. Akibatnya kasus-kasus tersebut tak sepenuhya terungkap. Dan kalaupun terungkap, tak pernah benar-benar tuntas…

    Kami memang perlu belajar banyak dari KPP mengenai strategi. Mungkin tahap awal adalah belajar membangun mentalitas dan SDM. Mentalitas itu sangat diperlukan karena meyangkut kesungguhan menerima resiko seburuk apapun….

    Catatan Harian Selasa, 14 Februari 2006

    0 Responses to “Menjelang Depalan Maret”

    Post a Comment

    Subscribe