Tuesday, 10 September 2002
0
Puisi: Pisau Mata Hati
Tempatkan kembali arus darah itu
pada urat nadiku, wahai mata pisau!
Lalu mengeringlah sebelum shubuh itu.
Setelah matahari hangat di jemari
Setelah tak ada lagi aroma kekasih pada puisi-puisi
Sebab dingin
Sebab angin
Sebab mungkin
Tempatkan kembali setapak jalan di
urat harapanku, wahai mata hati!
Lalu mengeringlah setelah shubuh itu
2002
pada urat nadiku, wahai mata pisau!
Lalu mengeringlah sebelum shubuh itu.
Setelah matahari hangat di jemari
Setelah tak ada lagi aroma kekasih pada puisi-puisi
Sebab dingin
Sebab angin
Sebab mungkin
Tempatkan kembali setapak jalan di
urat harapanku, wahai mata hati!
Lalu mengeringlah setelah shubuh itu
2002
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Puisi: Pisau Mata Hati”
Post a Comment