Tuesday 26 March 2002
0
Maret 2002
Perahu Nuh
18:15, jum`at
Lelaki tua itu seorang penyair yang memelihara kata-kata cahaya. Dia telah menyanyikannya untuk banyak orang, mengajak burung-burung berangkat menuju danau dan sungai-sungai yang jernih.
Lelaki tua itu menyampaikan cahaya pada rawa-rawa, lorong gelap dan lembah-lembah yang pekat. Daun-daun menunduk di matanya. Pepohonan takzim pada derap langkahnya. Burung-burung mengagumi aroma napasnya. Lalu angin, kabut, meminta peta tentang sungai-sungai yang mengalir menuju negeri cahaya.
Lelaki tua itu seorang penyair yang memelihara kata-kata cahaya. Dia telah menyanyikannya untuk banyak orang, mengajak burung-burung berangkat menuju danau dan sungai-sungai yang jernih.
Lelaki tua itu menyampaikan cahaya pada rawa-rawa, lorong gelap dan lembah-lembah yang pekat. Daun-daun menunduk di matanya. Pepohonan takzim pada derap langkahnya. Burung-burung mengagumi aroma napasnya. Lalu angin, kabut, meminta peta tentang sungai-sungai yang mengalir menuju negeri cahaya.
Lelaki tua yang perkasa berteriak lewat petir. Memecah karang yang keras. Mengancam lumpur dengan kobaran neraka.
Tetapi disini, aku tersembunyi atau sesekali menjelma bulu matanya. Aku anak Nuh, tapi teriaknya bisu ditelingaku. Cahayanya mati di hatiku. Dengar, gelegar suara Nuh diatas perahu, mengajak orang-orang untuk menyelamatkan diri. Sementara aku, anaknya, tersesat dalam lingkaran kegelapan.
Maret 2002
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Perahu Nuh”
Post a Comment